Kamis, 29 Januari 2015

GELAP GELIP KEJAYAAN ISLAM (Artikel Mading demangan News Edisi 10)

GELAP GELIP KEJAYAAN ISLAM

Masa depan islam adalah tema yang sangat menarik untuk kita bahas pada saat ini. Sejak runtuhnya khilafah Ustmaniyah di Turki, umat islam menjadi kehilangan pengaruh di mata dunia. Pasca tumbangnya Uni Soviet dan diperkuat oleh serangan 11 september 2001, islam dianggap sebagai satu-satunya ideology yang menjadi ancaman dunia, khususnya barat. Hingga hari ini kita saksikan nasib umat islam dirongrong oleh macan-macan dunia seperti AS, Eropa, dan Rusia yang satu sama lain saling menancapkan taring pengaruhnya di dunia islam.
Dari kenyataan ini muncullah suatu pertanyaan, masih adakah harapan bagi umat ini untuk menyongsong masa depannya yang cerah dan gemilang yang bebas dari intrevensi dan tekanan asing? Masih adakah harapan bagi ummat ini untuk memimpin dan menjadi guru dunia untuk yang kedua kalinya? Maka berangkat dari sini, penulis merasa tergugah untuk menyampaikan dan meyakinkan pembaca akan suatu kenyataan bahwa masa depan hanyalah milik ummat islam.
Dalam menyongsong masa depannya, umat islam terbagi tiga golongan. Pertama, golongan salaf yaitu mereka yang berpegang teguh dengan ajaran islam sebagaimana para pendahulu, dan mengikuti secara rinci Sunnah Rasulullah SAW, akan tetapi anti dengan apa yang datang dari luar islam, Kedua, golangan wasathiyah (moderat) yang menengok masa lampau, hingga terpesona dengan peniggalan islam, kemudian menatap hari ini dan memimpikan  masa depan yang cereah. Ketiga, golongan orang yang ‘silau’ dengan kemajuan peradaban barat. Ketiga golongan tersebut sepakat bahwa masa depan hanya milik umat islam, akan tetapi mereka hanya berbeda pendapat bagaimana tentang format islam masa depan. Para ulama salaf meyakini bahwa masa depan hanya milik islam sesuai dengan apa yang dikabarkan Alqur’an (QS 3:40), tidak perlu memikiran panjang lagi. Selanjutnya Yusuf Qaradhawi dalam bukunya Ummatuna Baina Qornaini (Umat Kita diantar Dua Abad;Darus Syuruq, Kairo, 2000) punya rumusan menarik bagimana masa depan aka menjadi milik ummat islam. Rumusan ini diistilahkan dengan siklus peradaban. Beliau berpendapat bahwa setiap peradapan akan mengalami siklus. Beliau membenarkan teori benturan peradaban Huntingtong, tapi akan dimenangkan umat islam. Tak kalah menariknya pandangan Dr Hasan Hanafi yang merumuskan jalan peradaban. Menurut pandangannya, saat ini umat islam berada diantara dua masa yang membimbangkan, yaitu masa berahirnya peradapan Barat yang belum juga habis, dan masa kejayaan islam yang belum juga datang.
Tantangan Umat dalam menyongsong masa depannya, umat islam di hadapkan pada berbagai tantangan internal maupun eksternal. Tantangan internal berupa perpecahan di tubuh umat islam sendiri, yang senantiasa di manfaatka musuh untuk menghancurkan islam perpecahan antara madzhab serta antar gerakan pembaharuan juga terjadi lantas, kalau kemenangan datang siapakah yang memimpin umat ini? Tentang internal lainnya adalah diktatorisme di Negara islam yang tentu saja sangat menghambat langkah-langkah dan mempersempit ruang gerak-gerik umat islam. Selain itu kemiskinan, dan keterbelakangan pendidikan, dimana hampir setengah umat islam hidup dibawah garis kemiskinan dan pendidikan yang memperhatikan juga menjadi tantangan tersendiri. Sedang tantangan eksternal berupa system demokrasi yang dipaksakan oleh barat kepada dunia islam. System yang sangat bertentangan dan tidak pernah dikenal dalam islam ini sungguh menghambat. Sebab hukum dan kebijakan dalam islam adalah keputusan langit (ALLAH SWT) bukan keputusan bumi (kemufakatan manusia ) isu terorisme yang di alamatkan barat kepada islam menimbulkan ketakutan terhadap islam muncul secara berlebihan.tantangan eksternal lainnya adalah impirialesme dalam segala bidang yang terus memojokkan islam. Sebagai contohnya, sebut saja propaganda mereka yang terkenal dengan new world order (Tata Dunia Baru) timur tengah baru dan new map (peta timur tengah baru) contoh lainnya adalah tangan-tangan barat selalu mengendalikan keputusan dunia islam seperti dalam masalah palestina.
Masa depan sangat ditentukan oleh kemampuan umat islam untuk menjawab semua tantangan yang dihadapinya dalam hal ini umat islam perlu merenungkan beberapa poin berikut pertama, umat islam harus kembali kepada al-Quran dan Sunnah. Kedua, dunia islam harus mampu berperan sebagai pengendali kebijakan politiok negaranya, dan berani menolak segala intervensi serta tekanan asing. Politik adalah pintu utama yang paling mudah bagi suatu Negara untuk bisa melewati semua tantangan yang ada. –ketiga, dari sekarang umat islam harus mulai menanam agar bisa menuai di masa depan. Karena sebagaimana ditulis ahmad Ar Riswani dalam makalahnya masa depan islam dan islam masa depan (Darul Fikr, Bairut,2003) bahwa apa yang kita kerjakan sekarang adalah apa yang akan kita tuai di masa depan artinya kita harus membangun umat ini dengan memberikan pendidikan yang sehat dan benar sehingga terwujudlah generasi muslim yang unggul dan berkualitas. Keempat, umat islam harus berdialog dengan peradaban laun khususnya peradaban barat, kemudian menjelaskan kepada mereka bagaimana ajaran islam yang sebenarnya. M Sa’id Ramadhon Al Buthi dalam artikelnya maa depan islam dan tantangan masa kini (darul Fikr,Bairut,2003) menyarankan agar umat islam meyakinkan berat bahwa islamlah yang mampu menjaga mereka dari kehancuran. Kelima umat islam wajib membebaskan bumi palestina dari jajahan Zionis Israeln dan bumi Irak –Afganistan jajahan Amerika. Masa depan islam bukanlah suatu temayang dimunculkan untuk menampilkan wajah baik islam di barat akan tetapi merupakan bagian dari perjalanan umat islam sendiri dalam mengarungi sejarah hidupnya usaha untuk menggapai masa depan yang baik tidaklah cukup dengan ceramah-ceramah di masjid atau seminar-sseminar di universitas.

By: Saikoji Lanang         
                                                                                                        Markas Arab


0 komentar:

Posting Komentar