Pengaruh
Ramalan Pada Ideologi Masyarakat
Oleh:
Sunanul hudha el-Aziz
Dewasa
ini, ramalan-ramalan mistik sering muncul di ranah kehidupan suatu komunitas,
khususnya kalangan awam. Ramalan tersebut tak ubahnya kiblat bagi mereka.
mereka tidak segan-segan untuk menghentikan segala aktivitasnya lantaran
ramalannya menunjukkan pada hal yang jelek. Sebab bagi mereka ramalan merupakan
pedoman hidup. Bahkan lebih parah lagi, ramalan dijadikan sebuah keyakinan
sakral yang tidak boleh dilanggar.
Sebenarnya, jika kita lihat dari berbagai aspek,
ramalan hanyalah sebuah 'tebakan' yang tidak memiliki garansi perihal
otentisitasnya. Bahkan ramalan masuk pada katagori ilmu yang 'berbahaya', baik
bagi sang empunya maupun orang yang mendatanginya. Sebagaimana hadis nabi: "Barangsiapa
yang mendatangi tukang ramal lalu menanyakan tentang suatu hal, maka shalatnya
tidak diterima selama empat puluh malam." (HR; Bukhari) dalam hadis
lain disebutkan: "Barangsiapa mendatangi tukang tenung atau peramal
lalu membenarkan apa yang dikatakannya, maka dia telah mengingkari apa yang
diturunkan kepada Muhammad."
(HR: Ahmad).
Selanjutnya, jauh sebelum eksistensi 'ramalan' masuk
ke ranah kehidupan masyarakat, Rasulullah telah memprediksi bahwa kelak ilmu
ramalan (ilmu nujum) akan mengisi kehidupan umatnya bahkan akan
membudaya di suatu komunitas. Ternyata prediksi ini benar-benar menjadi
kenyataan. Sebab pasca kehidupan Rasulullah 'ramalan' mulai mewarnai setiap
ruang kehidupan umat-nya. Hal ini dapat diidentifikasi dari sabda beliau:
"Aku takutkan pada umatku setelah aku tiada atas dua hal; yaitu
mendustakan qodar (ketentuan Allah) dan percaya pada ramalan (parbintangan).
(HR Ibnu Uyainah).
Tidak
diragukan lagi, bahwa dalam ramalan, yang banyak mengandung aroma mistik,
terdapat efek negatif yang sangat berpotensi merusak akidah seseorang.
Disamping itu, kebiasaan bergumul dengan hal-hal mistik dapat menyebabkan
munculnya khurafat dan takhayyul. Khurafat adalah
kepercayaan yang menghubungkan suatu peristiwa atau kejadian tertentu dengan
perkara yang tidak rasional. Adapun takhayyaul adalah sebuah kepercayaan
pada eksistenti sesuatu walaupun realitanya tidak ada, sebab itu hanyalah
khayalan dan angan-angan belaka. Takhayyaul merupakan paham dinanisme
sebagai pengaruh dari agama hindu dan budha. Kepercayaan pada takhayyul
ini sulit dihilangkan, justru ketika zaman semakin moderen takhayyaul
malah semakin dimodifikasi menjadi berbagai film dan senetron horor yang
disajikan dengan berbagai tema di televisi.
Ala kulli hâl, baik dan buruk
adalah hal gaib, yang hanya diketahui Allah semata, bahkan Nabi dan Malaikat pun
tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi esok. Dalam al-Quran ditegaskan "Tidak ada seorangpun di langit dan
di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka
tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan." (QS al-Naml [27]
65). Dan Allah juga berfirman dalam ayat
lain, "Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa
yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat
mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengena.” (QS Luqman [31] 34).
Penulis adalah Pustakawan dan
Redaksi majalah ijtihad pondok pesantren sidogiri
0 komentar:
Posting Komentar