Kamis, 05 Februari 2015

Pengaruh Ramalan Pada Ideologi Masyarakat (Artikel mading demangan news Edisi 20)


Pengaruh Ramalan Pada Ideologi Masyarakat
Oleh: Sunanul hudha el-Aziz

Dewasa ini, ramalan-ramalan mistik sering muncul di ranah kehidupan suatu komunitas, khususnya kalangan awam. Ramalan tersebut tak ubahnya kiblat bagi mereka. mereka tidak segan-segan untuk menghentikan segala aktivitasnya lantaran ramalannya menunjukkan pada hal yang jelek. Sebab bagi mereka ramalan merupakan pedoman hidup. Bahkan lebih parah lagi, ramalan dijadikan sebuah keyakinan sakral yang tidak boleh dilanggar.
Sebenarnya, jika kita lihat dari berbagai aspek, ramalan hanyalah sebuah 'tebakan' yang tidak memiliki garansi perihal otentisitasnya. Bahkan ramalan masuk pada katagori ilmu yang 'berbahaya', baik bagi sang empunya maupun orang yang mendatanginya. Sebagaimana hadis nabi: "Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal lalu menanyakan tentang suatu hal, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh malam." (HR; Bukhari) dalam hadis lain disebutkan: "Barangsiapa mendatangi tukang tenung atau peramal lalu membenarkan apa yang dikatakannya, maka dia telah mengingkari apa yang diturunkan  kepada Muhammad." (HR: Ahmad).
Selanjutnya, jauh sebelum eksistensi 'ramalan' masuk ke ranah kehidupan masyarakat, Rasulullah telah memprediksi bahwa kelak ilmu ramalan (ilmu nujum) akan mengisi kehidupan umatnya bahkan akan membudaya di suatu komunitas. Ternyata prediksi ini benar-benar menjadi kenyataan. Sebab pasca kehidupan Rasulullah 'ramalan' mulai mewarnai setiap ruang kehidupan umat-nya. Hal ini dapat diidentifikasi dari sabda beliau: "Aku takutkan pada umatku setelah aku tiada atas dua hal; yaitu mendustakan qodar (ketentuan Allah) dan percaya pada ramalan (parbintangan). (HR Ibnu Uyainah).

Tidak diragukan lagi, bahwa dalam ramalan, yang banyak mengandung aroma mistik, terdapat efek negatif yang sangat berpotensi merusak akidah seseorang. Disamping itu, kebiasaan bergumul dengan hal-hal mistik dapat menyebabkan munculnya khurafat dan takhayyul. Khurafat adalah kepercayaan yang menghubungkan suatu peristiwa atau kejadian tertentu dengan perkara yang tidak rasional. Adapun takhayyaul adalah sebuah kepercayaan pada eksistenti sesuatu walaupun realitanya tidak ada, sebab itu hanyalah khayalan dan angan-angan belaka. Takhayyaul merupakan paham dinanisme sebagai pengaruh dari agama hindu dan budha. Kepercayaan pada takhayyul ini sulit dihilangkan, justru ketika zaman semakin moderen takhayyaul malah semakin dimodifikasi menjadi berbagai film dan senetron horor yang disajikan dengan berbagai tema di televisi.
Ala kulli hâl, baik dan buruk adalah hal gaib, yang hanya diketahui Allah semata, bahkan Nabi dan Malaikat pun tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi esok. Dalam al-Quran ditegaskan  "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan." (QS al-Naml [27] 65). Dan Allah  juga berfirman dalam ayat lain, "Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengena.” (QS Luqman [31] 34).
Penulis adalah Pustakawan dan Redaksi majalah ijtihad pondok pesantren sidogiri

0 komentar:

Posting Komentar